tumbuh kuat menempel engkau di batang jiwaku
bukan sebagai parasit yang menghisap sari pati daya hidupku
sebagai epifit. dengan hijau daunmu kau ada berbunga menambah indah tanpa mematikanku
FA
jogja, 28082011
sajak, sastra, puisi, poetry, poem, writing, menulis, cerpen, novel, diksi,
|
bagaikan anggrek ungu yang ada di taman samping rumahmu
tumbuh kuat menempel engkau di batang jiwaku bukan sebagai parasit yang menghisap sari pati daya hidupku sebagai epifit. dengan hijau daunmu kau ada berbunga menambah indah tanpa mematikanku FA jogja, 28082011
0 Comments
bolehkah ku buka dulu
karna kau dan aku berbeda ruang dan waktu percayalah kita masih duduk semeja makan bersama karna hatiku dan hatimu berdua kemana saja FA Solo,28082011 hari ini, kemarin
berbondong berdesakan saling mendahului saling bertindih berinjakan mereka menuju ke majid-masjid dan tanah lapang yang mengkilap keluar dari rumah mewah yang kusam keluar dari rumah sederhana yang biasa keluar dari rumah yang juga biasa yang putus bertali, beda kanan dan kiri keluar dari gubuk reyot yang kecil yang sedang yang besar yang terepes yang tanggung yang high heel dari gang-gang dari lorong-lorong dari real estate berbaris mengantarkan tuannya menuju Tuhan Allaahuakbar walillaailham. FA klaten, 31082011 kau tahu
apa arti degup yang ada di dadamu ? disitu tlah kutitipkan jantungku serambi kanan. setelah lelah darah mengedari vena penjuru tubuhmu membawakanku rindumu serambi kiri. berhimpun rinduku disini, menghimpun rindumu ku kirim kepada arteri, yang kan sampaikan kesetip sel-sel ragamu rasakan. rindu menjelujuri seluruh ruang hidupmu ada rinduku FA jogja, 27082011 berhimpun. dari sari pati air dan tanah
jadilah tanya dan buah jadi, kenapa juga kau usik musim berganti sedang ia ada pada harmoninya jadi diamlah terus melangkah biarkan daun kuning kering luruh menjadi kenang tanpa air mata tanpa duka FA wonosari, 30082011 kecipak air kolam dalam temaram malam
hilir mudik ikan-ikan. diam dingin. satu-satu lembut menyapa tulang ranting-ranting. merunduk tenang FA kaliurang, 31082011 menyusuri kelok pokok-pokok pinus bertakik
dengan sesekali kelebat bulan sabit malu-malu rasanya sekian waktu tertempuh smakin mencekik dengan rindu dari raut muka rimbamu kantuk dan pegal mulai berasa akrab saat malam mulai meninggi angkuh dan masih saja kelok tak ada habis dengan gelap kian melembab dingin, menyatu luruh rehat sejenak tuk mengatur tekad dan nafas berperapian harapan-harapan yang kita nyalakan jalan tak akan selalu mulus ! masihkah kita akan dalam satu dengus tanpa saling tinggalkan ? kau, aku terdiam beriring gemertak nyala perapian dengan benakku dan benakmu menyatu menyerahkan kepada waktu FA 02092011 menikmati senyum merunduk dari bulir-bulirmu yang mulai berisi, kekasih
sungguh hal tak terkira dari lelah musim penantian akan panen jadi biarkan kususuri jelujur demi jelujur dari pematang rautmu tanpa ku dan kau terdedah oleh gelisah lalu kita lanjutkan persentuhan hingga senja tiba di tepian FA jogja, 08092011 ciap anak ayam
embikan kambing lenguh sapi tak terdengar kini hanya dangdut koplo dari pintu-pintu rumah dan celoteh tentang sinetron dan artis yang bahkan entah mereka tahu telah ditelan kapitalis air pancuran mengering bersama lesinya harapan akan harmoni kosong dari onggokan rumah-rumah papan roda zaman bergulir cepat menghancurkan surau-surau hirup nafas semakin pepat tak ada lagi teduh dangau-dangau sejuk desa kini tak ada FA jogja,10092011 Berfikir tentang hujan saat malam demikian berdebu,
kembali bayangmu datang dalam kuyupnya. Apakah dia menyakiti, atau membelaimu ? Sedang rindu musim untuk berdamping, seakan bunga randu yang luruh satu-satu. Entahlah, jalan sudah demikian lengang, saat sinar lampu-lampu membias pepohonan Biarlah, kuwujudkan engkau bebas dalam pikiran Semoga nyenyak, engkau wanita penempuh langkah, Tuhan selalu jagamu di sebelah FA solo, 2008211 |