Hanya sepi memagut
dari lorong-lorong gelap kumuh
dan cicit tikus
kurus lemah gontai berjlan tak tentu
lapak-lapak tunduk terdiam
dalam bisu yang luruh
rindu akan ramai yang kemarin
sementara preman-preman
dan bromocorah bertato
sengguk menangis
dalam gelimang bau spritus dan mulut berbusa
tak ada lagi kini, peluit parkir
tak ada lagi kini, jerit minggir-minggir
kuli angkut barang
lantang meminta jalan
lalu apa ?
sementara doa-doa tak lagi makbul
dan bau kemenyan dukun
tak mampu mengundang pembeli
pasar mati pagi ini
teronggok tak berkubur
menunggu harapan kian mengabur
terhisap bangunan-bangunan tinggi "makmur"
sialan !
tak ada lagi obyekan.
fa, 28092011