Menulis itu membahagiakan.
Jika Anda ingin mahir dalam menjahit, Anda bisa mengikuti kursus menjahit yang mudah dijumpai, baik untuk tingkat biasa sampai dengan yang berijazah Negara. Demikian juga bila seseorang ingin terampil mengemudi, bisa mengikuti kursus mengemudi yang berserakan di berbagai tempat. Namun , bila Anda ingin terampil menulis , kamanakah Anda harus belajar? Belum pernah ada lembaga yang sengaja membuka kelas atau kursus pelatihan menulis . Bukankah di sekolah baik tingkat SD hingga jenjang perguruan tinggi, melalaui mata pelajaran Bahasa Indonesia pelajaran menulis manjadi salah satu bagian yang diajarkan? Jawabannya betul. Namun, seperti kita maklumi bersama bahwa pembelajaran menulis di sekolah belum mampu mencetak atau menghasilan siswa yang pandai menulis. Kenapa? Jawabannya karena belajar menulis yang diajarkan di sekolah, lebih banyak pada tataran teori dan sejumlah aturan dalam menulis.
Masih ada anggapan bahwa menulis atau mengarang itu bakat yang istimewa, yang tidak semua orang bisa memilikinya. Inilah anggapan keliru dari orang yang tidak mau belajar . Menulis bukanlah bakat istimewa. Banyak penulis ternama yang boleh jadi mereka tidak tahu apakah mereka benar-benar punya bakat atau tidak. Yang jelas, menulis adalah “keterampilan”. Seperti halnya menjahit dan mengemudi, menulis bisa dipelajari sampai pada tahap mahir. Tentu saja, keterampilan apapun yang ingin kita miliki dengan sempurna harus diiringi dengan latihan terus menerus. Semakin banyak latihan semakin cepat mencapai keterampilan yang diinginkan.
Seseorang yang menguasai keterampilan menulis sebenarnya lebih mirip seorang yang sedang belajar berenang. Bisakah seorang yang belajar berenang menjadi terampil berenang sambil berdiri di tepi kolam? Tidak, ia harus terjun ke kolam, dan di saat itu ia mempraktekkan teori sekaligus dengan gerakannya. Dengan kata lain, seorang yang mau menulis tentu harus memulai dengan menulis. Soal apakah nanti tulisannya jelek atau bagus, itu soal nanti. Biasanya sifat ingin bagus, muncul lebih dulu yang menyebabkan seseorang merasa tulisannya selalu jelek. Seorang yang mau belajar menulis, harus menghilangkan sifat tersebut sebelum ia memulai menulis.
Melalui keberanian untuk menulis itulah, Grup “[email protected]” di buka. Kata belajar menunjukkan bahwa orang yang tergabung dan menulis dalam grup itu adalah mereka yang sedang “belajar”. Dengan menggunakan asumsi seorang sedang belajar, maka kesalahan menjadi hal yang lumrah, orang tidak merasa rikuh dan malu karena biasanya seorang yang sedang belajar banyak menemukan kesalahan.
Dalam '[email protected]m', sesama anggota bisa saling melontarkan komentar pada karya yang lain. Inilah suasana yang dicoba untuk ditumbuhkan. Dengan komentar, diharapkan tumbuh motivasi untuk menulis. Motivasi sesungguhnya modal yang paling dasar dalam menulis.
Tulisan yang dimuat dalam BMK sudah cukup banyak. Tulisan tersebut adalah tulisan yang ditulis oleh anggota BMK sejak BMK dipublikasikan, yakni sekitar bulan Nopember 2010. Mengingat banyaknya tulisan tersebut, muncul gagasan dari seorang sahabat BMK, Haris Fadhillah untuk membuat website khusus yang berisi tulisan para anggota BMK . Gagasan seperti ini sudah pernah muncul dan menjadi pemikiran saya sebagai admin. Namun , karena sempitnya waktu yang tersedia untuk melakukan itu, pemindah dokumen dalam grup BMK belum terwujud. Oleh karena itu, munculnya website BMK ini adalah wujud dari impian yang pernah terlintas. Oleh sebab, itu kehadiran website BMK ini adalah upaya yang luar biasa dan patut dihargai. Semoga dengan website ini, gairah menulis semakin menggelora, dan tulisan sahabat BMK akan juga bisa di baca oleh setiap orang.Tentu , ini adalah hal yang membahagiakan.
Iwan Ardhie Priyana
Jika Anda ingin mahir dalam menjahit, Anda bisa mengikuti kursus menjahit yang mudah dijumpai, baik untuk tingkat biasa sampai dengan yang berijazah Negara. Demikian juga bila seseorang ingin terampil mengemudi, bisa mengikuti kursus mengemudi yang berserakan di berbagai tempat. Namun , bila Anda ingin terampil menulis , kamanakah Anda harus belajar? Belum pernah ada lembaga yang sengaja membuka kelas atau kursus pelatihan menulis . Bukankah di sekolah baik tingkat SD hingga jenjang perguruan tinggi, melalaui mata pelajaran Bahasa Indonesia pelajaran menulis manjadi salah satu bagian yang diajarkan? Jawabannya betul. Namun, seperti kita maklumi bersama bahwa pembelajaran menulis di sekolah belum mampu mencetak atau menghasilan siswa yang pandai menulis. Kenapa? Jawabannya karena belajar menulis yang diajarkan di sekolah, lebih banyak pada tataran teori dan sejumlah aturan dalam menulis.
Masih ada anggapan bahwa menulis atau mengarang itu bakat yang istimewa, yang tidak semua orang bisa memilikinya. Inilah anggapan keliru dari orang yang tidak mau belajar . Menulis bukanlah bakat istimewa. Banyak penulis ternama yang boleh jadi mereka tidak tahu apakah mereka benar-benar punya bakat atau tidak. Yang jelas, menulis adalah “keterampilan”. Seperti halnya menjahit dan mengemudi, menulis bisa dipelajari sampai pada tahap mahir. Tentu saja, keterampilan apapun yang ingin kita miliki dengan sempurna harus diiringi dengan latihan terus menerus. Semakin banyak latihan semakin cepat mencapai keterampilan yang diinginkan.
Seseorang yang menguasai keterampilan menulis sebenarnya lebih mirip seorang yang sedang belajar berenang. Bisakah seorang yang belajar berenang menjadi terampil berenang sambil berdiri di tepi kolam? Tidak, ia harus terjun ke kolam, dan di saat itu ia mempraktekkan teori sekaligus dengan gerakannya. Dengan kata lain, seorang yang mau menulis tentu harus memulai dengan menulis. Soal apakah nanti tulisannya jelek atau bagus, itu soal nanti. Biasanya sifat ingin bagus, muncul lebih dulu yang menyebabkan seseorang merasa tulisannya selalu jelek. Seorang yang mau belajar menulis, harus menghilangkan sifat tersebut sebelum ia memulai menulis.
Melalui keberanian untuk menulis itulah, Grup “[email protected]” di buka. Kata belajar menunjukkan bahwa orang yang tergabung dan menulis dalam grup itu adalah mereka yang sedang “belajar”. Dengan menggunakan asumsi seorang sedang belajar, maka kesalahan menjadi hal yang lumrah, orang tidak merasa rikuh dan malu karena biasanya seorang yang sedang belajar banyak menemukan kesalahan.
Dalam '[email protected]m', sesama anggota bisa saling melontarkan komentar pada karya yang lain. Inilah suasana yang dicoba untuk ditumbuhkan. Dengan komentar, diharapkan tumbuh motivasi untuk menulis. Motivasi sesungguhnya modal yang paling dasar dalam menulis.
Tulisan yang dimuat dalam BMK sudah cukup banyak. Tulisan tersebut adalah tulisan yang ditulis oleh anggota BMK sejak BMK dipublikasikan, yakni sekitar bulan Nopember 2010. Mengingat banyaknya tulisan tersebut, muncul gagasan dari seorang sahabat BMK, Haris Fadhillah untuk membuat website khusus yang berisi tulisan para anggota BMK . Gagasan seperti ini sudah pernah muncul dan menjadi pemikiran saya sebagai admin. Namun , karena sempitnya waktu yang tersedia untuk melakukan itu, pemindah dokumen dalam grup BMK belum terwujud. Oleh karena itu, munculnya website BMK ini adalah wujud dari impian yang pernah terlintas. Oleh sebab, itu kehadiran website BMK ini adalah upaya yang luar biasa dan patut dihargai. Semoga dengan website ini, gairah menulis semakin menggelora, dan tulisan sahabat BMK akan juga bisa di baca oleh setiap orang.Tentu , ini adalah hal yang membahagiakan.
Iwan Ardhie Priyana