Hatiku Selembar Daun
Sapardi Djoko Damono
hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput;
nanti dulu, biarkan aku sejenak terbaring di sini;
ada yang masih ingin kupandang, yang selama ini senantiasa luput;
sesaat adalah abadi sebelum kausapu tamanmu setiap pagi
Melalui puisi “ Hatiku Selembar Daun” Sapardi mengajarkan kepada kita tentang kesedarhanaan bahasa puisi.
Perhatikan kata-kata yang disusunnya, semua orang sudah biasa menggunakan bahasa Indonesia tentu mengenal arti kata-kata itu secara harfiah.
Namun, kata yang dipilih itu menjadi mempesona ketika digali unsur bunyinya dan dipandu dengan kemampuan menyusun lambang , metaphor, sehingga jadi puisi yang menarik .
Iwan Ardhie Priyana
Sapardi Djoko Damono
hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput;
nanti dulu, biarkan aku sejenak terbaring di sini;
ada yang masih ingin kupandang, yang selama ini senantiasa luput;
sesaat adalah abadi sebelum kausapu tamanmu setiap pagi
Melalui puisi “ Hatiku Selembar Daun” Sapardi mengajarkan kepada kita tentang kesedarhanaan bahasa puisi.
Perhatikan kata-kata yang disusunnya, semua orang sudah biasa menggunakan bahasa Indonesia tentu mengenal arti kata-kata itu secara harfiah.
Namun, kata yang dipilih itu menjadi mempesona ketika digali unsur bunyinya dan dipandu dengan kemampuan menyusun lambang , metaphor, sehingga jadi puisi yang menarik .
Iwan Ardhie Priyana