sajak, sastra, puisi, poetry, poem, writing, menulis, cerpen, novel, diksi,
 
berhimpun. dari sari pati air dan tanah
jadilah tanya dan buah
jadi, kenapa juga kau usik musim berganti
sedang ia ada pada harmoninya
jadi diamlah
terus melangkah

biarkan daun kuning kering luruh
menjadi kenang
tanpa air mata
tanpa duka




FA

wonosari, 30082011

 
kecipak air kolam dalam temaram malam

hilir mudik ikan-ikan. diam

dingin. satu-satu lembut menyapa tulang

ranting-ranting. merunduk tenang



FA

kaliurang, 31082011

 
menyusuri kelok pokok-pokok pinus bertakik
dengan sesekali kelebat bulan sabit malu-malu
rasanya sekian waktu tertempuh smakin mencekik
dengan rindu dari raut muka rimbamu

kantuk dan pegal mulai berasa akrab
saat malam mulai meninggi angkuh
dan masih saja kelok tak ada habis dengan gelap kian melembab
dingin, menyatu luruh

rehat sejenak tuk mengatur tekad dan nafas
berperapian harapan-harapan yang kita nyalakan
jalan tak akan selalu mulus !
masihkah kita akan dalam satu dengus tanpa saling tinggalkan ?

kau, aku terdiam beriring gemertak nyala perapian
dengan benakku dan benakmu menyatu menyerahkan kepada waktu




FA

02092011

 
menikmati senyum merunduk dari bulir-bulirmu yang mulai berisi, kekasih

sungguh hal tak terkira dari lelah musim penantian akan panen

jadi biarkan kususuri jelujur demi jelujur dari pematang rautmu tanpa ku dan kau terdedah oleh gelisah

lalu kita lanjutkan persentuhan hingga senja tiba di tepian



FA

jogja, 08092011

 
ciap anak ayam
embikan kambing
lenguh sapi
tak terdengar kini

hanya dangdut koplo dari pintu-pintu rumah
dan celoteh tentang sinetron dan artis
yang bahkan entah
mereka tahu telah ditelan kapitalis

air pancuran mengering
bersama lesinya harapan
akan harmoni kosong
dari onggokan rumah-rumah papan

roda zaman bergulir cepat
menghancurkan surau-surau
hirup nafas semakin pepat
tak ada lagi teduh dangau-dangau

sejuk desa
kini tak ada




FA
jogja,10092011

 
Berfikir tentang hujan saat malam demikian berdebu,
kembali bayangmu datang dalam kuyupnya.
Apakah dia menyakiti, atau membelaimu ?
Sedang rindu musim untuk berdamping,
seakan bunga randu yang luruh satu-satu.

Entahlah,
jalan sudah demikian lengang,
saat sinar lampu-lampu membias pepohonan


Biarlah,
kuwujudkan engkau bebas dalam pikiran

Semoga nyenyak,
engkau wanita penempuh langkah,
Tuhan selalu jagamu di sebelah




FA
solo, 2008211

 
Kata. Dibolak-balik seperti apa tetaplah kata
Kalimat. Diucapkan dimanapun tetaplah kalimat
Kata dan kata saling melekat jadi kalimat
Kalimat dengan kalimat saling berikatan erat
Dan jadilah apa saja.
Kebun bunga. Manakala menguar harum aroma
Tong sampah. Andai busuk adanya
Dan jadilah apa saja

Aku menangis untukmu
Yang kesakitan manakala kata sebagai pedang
Yang berkorban manakala kata sebagai altar
Yang tak bergerak manakala kata sebagai pasungan
Yang terpojok manakal
a kata digunakan sebagai perangkap
Yang diperkosa manakala kata sebagai simbol-simbol kewajiban
Ya. Aku menangis untukmu

Karna disini kata menjadi puisi
Kata diperas dari hati


FA

jogja, 18082011

 
melepaskanmu

laksana mencopot baju

beserta kulitku

jangan pinta itu



FA

jogja, 2102011

 
Kata. Dibolak-balik seperti apa tetaplah kata

Kalimat. Diucapkan dimanapun tetaplah kalimat

Kata dan kata saling melekat jadi kalimat

Kalimat dengan kalimat saling berikatan erat

Dan jadilah apa saja.

Kebun bunga. Manakala menguar harum aroma

Tong sampah. Andai busuk adanya

Dan jadilah apa saja

Aku menangis untukmu

Yang kesakitan manakala kata sebagai pedang

Yang berkorban manakala kata sebagai altar

Yang tak bergerak manakala kata sebagai pasungan

Yang terpojok manakala kata digunakan sebagai perangkap

Yang diperkosa manakala kata sebagai simbol-simbol kewajiban

Ya. Aku menangis untukmu

Karna disini kata menjadi puisi

Kata diperas dari hati


FA

jogja, 18082011


doa

9/11/2011

0 Comments

 
embun dari lembabnya malam

basahkan tanah

merangkum biji rambutan terbuang

segera berkecambah

amiin

FA

bogor,260820011


sajak, sastra, puisi, poetry, poem, writing, menulis, cerpen, novel, diksi,