: aku sudah lelah mencari...
demikian kau buka perbincangan
saat malam
dimana kita duduk
sambil berhangat di perapian
: kenapa...
tanyaku... sambil kutawarkan
rokok satu hisapan
dan kopi penghangat badan
lalu....
mengalirlah cerita dari mulutmu...
bagaimana segala penjuru
tlah kau datangi
dan...
semua musim tlah
kau sambangi....
semua berkata sama
bahwa Dia.... tidak ada
jika hanya sekadar untuk menyimak
keluhanmu tentang penderitaan
yang menurutmu tlah kau alami...
dimana pada ujungnya...
kau hanya minta pertolongan-Nya.
atau sekadar....
mendengar ucapan sukurmu
yang mana menurutmu nikmat
tlah Ia berikan padamu...
bilamana pada akhirnya kau
hanya minta lebih lagi
seolah nikmat yang kemarin
belum cukup untukmu....
: aku sudah lelah mencari...
kata itu kau ulangi lagi...
saat hisapan terakhir
dari rokokmu
dan....
tegukan terakhir kopimu
dimana kemudian
kau beranjak pergi
: ternyata Dia tidak dimana-mana, dia ada di dalam hati...
sayup ku dengar katamu
dari kegelapan malam