sajak, sastra, puisi, poetry, poem, writing, menulis, cerpen, novel, diksi,
 
Rumah Rindu Ini

Hari ini, tidak ada lagi senyum yang mampir. Airmata tak kuasa memadamkannya. Rumah rindu ini sudah terbakar! Panasnya merambat ke mana-mana. Termasuk ke jiwa jelaga yang ada di hatimu. Karena sepi membara sendiri dan kata terpanggang sangsi yang ada di antara waktu dan jarak.

Terakhir kali cermin jiwa meletup dibakar sangsi. Mata binar menatap hangusnya kalimat dan kemudian diterbangkan angin dendam ke langit sana. Dari sini terdengar seribu detak!

Kaki ini datang lagi ke sini, sambil membawa beban tubuh ini. Tangan mengais puing-puing sepi dalam rumah rindu. Barangkali masih ada kenangan yang tertinggal di antara arang dan hangus sisa api dendam. Tangan ini mengais wajahmu yang tercampak di antara puing-puing ini.

Hati pun begemerutuk menahan panasnya bara dendam ini. Sampai kapan pun!

Sutan Iwan Soekri Munaf

 
Sajak Ingat Ino

Seperti sepeda tua, inginku

kau duduk di boncengan dan memeluk perut waktu

saat kakiku mengayuh rindu

di jalan-jalan sepi

Seperti senyummu, selalu

menggoda lelaki dari setiap negeri

ketika mentari mencapai wajahmu di pagi hari

dan aku ingin saja datang, lantas mengecup pipi kiri!

Aha! Seperti rambutmu,

ingin saja kubelai, seperti waktu melarung

seluruh kata untuk berkurung

dalam cinta padamu!


Sutan Iwan Soekri Munaf
feb 2011

 
Bidadariku, Tidurlah

         Catatan untuk Ina

Suaramu senantiasa datang. Menjenguk malam-malamku. Tangga waktu tiba-tiba hilang. Kita melompat jauh ke dalam kolam bisu. Di sini – terkadang – kata menjebak rindu. Aku ingin kembali duduk bersama dan engkau menyulam cerita pada kanvas hitam. Dan mengalir lagi rasa yang sudah lama hilang.

Bidadariku, tidurlah. Aku akan memetik mimpi dari pohon waktu. Sebelum mentari bangkit, pulaslah di ranjang beku. Lepaskan segala gundah. Kita akan mengunyah mimpi tanpa menafsir arti. Dan kembali aku merasa sepi. Di sini.


Sutan Iwan Soekri Munaf
Ragunan 22 Peb 2002

 
sajak untukmu

* HMH

Ketika waktu beku dalam matamu

bibirku menangkap bongkah es yang mencair dalam rindumu

dan melumat sepi dalam setiap detik yang bercerita

lewat desah nafas dan bulir keringat, tanpa ada kata-kata

Ya, dingin malam dan semilir angin mengalirkan waktu

ke sungai hasrat yang senantiasa tak berhenti. Cinta memadu!

Pada setiap dinding dinihari, lantai waktu dan langit-langit pagi

selalu menampar seluruh berahi yang datang menggebu!

Dan, dari jarak yang lengang, kubakar lagi sepi

agar rindu kembali menyapa setiap waktu yang datang kembali



oleh Iwan Soekri 
Februari 2011

 
Suatu Malam

Suatu malam dalam hitungan beku. Dalam lemari es tersisa waktu yang segar di

antara buah rindu dan anggur jiwa. Mulut siapa yang menenggak kata ketika hari

tinggal dalam hitungan dan senja sudah lama berangkat? 


Sutan Iwan Soekri Munaf 
jakarta 2001

 
Ombak Malam

untukmu, kekasih hati

Laut malamku bergemuruh menerjang batu-batu, menelan karang rindu yang menyimpan ikan-ikan kecil dalam sejarah beku. Hempasan hasrat malamku menggoyang-goyang perahu harapan, sehingga kelam jiwa semakin terbenam ke dalam gelombang. Gelombang malam bergulung-gulung dingin...



Sutan Iwan Soekri Munaf 

jkt 2001


sajak, sastra, puisi, poetry, poem, writing, menulis, cerpen, novel, diksi,