sajak, sastra, puisi, poetry, poem, writing, menulis, cerpen, novel, diksi,
 

seorang ibu, warga negeri bencana, tetaplah seorang ibu
isaknya tersimpan, sedu sedannya tertahan

hati-hati, sambil mendulang harap, ia berbisik:
'latih saja kakimu agar kuat berlari
kita mesti bersiap evakuasi
penuhkan maafmu dalam dada
penguasa sedang rapat, terperangkap dalam angka dan wacana
memprediksi jumlah korban dan menghitung jumlah bantuan bencana'

hati-hati, sembari menggantang cahaya, aku menyimak:
jejak air mata berbaris dan menunggu
melewati batas wasior, merapi dan pulau-pulau pagaiku
rindu berkaca lelah dan menjauh
menghitam sebelum senja berlabuh

seorang ibu, warga negeri bencana,
dapatkah kau dengar teriaknya tanpa suara:
'begitulah, berkejaran dengan waktu, pelangkahan hanya menjejak di angin, berpijak pada buih. tak akan pernah mampu menggayut di udara, tak akan pernah bisa menapak lautan. dan kata-kata, kadang menjadi jinak dalam luka, tapi lebih sering menjelma raungan buas memangsa jiwa'

seorang ibu, warga negeri bencana, tetaplah seorang ibu
di matanya dapat kau baca:
'kita sudah mengalah sejak lama
sedari gandhi dibunuh ahimsa
luka-luka di bawah matahari
menggenang sunyi'

seorang ibu, warga negeri bencana, tetaplah seorang ibu
isaknya tersimpan, sedu sedannya tertahan
ia tau dan percaya, langit bukan tanpa harapan

30 November 2010



sajak, sastra, puisi, poetry, poem, writing, menulis, cerpen, novel, diksi,