dimulai dari dua pertiga malam
saat alam masih termangu
dalam hening..
dimana ku tahu kau sering terisak
dalam derai air matamu
diakhiri dengan geliat subuh
ketika bahkan sebagian
masih tersembunyi dibalik selimut
kau tlah siap berkejaran
dengan matahari...
sementara senyum tetap terkembang
dari bibirmu...
rasanya tidak terlalu salah
bila dalam sekian banyak doaku
(dimana melulu hanya berisi
permintaan pada-Nya,
sementara pemberianku begitu sedikit)
kuselipkan satu doa lagi
: biarlah kau tetap seperti itu adanya
amiin...