kupetik janjiku
dari tangkai-tangkai harapanmu
di ladang, telah kutabur pupuk pada
benih kata-kata yang kau semaikan
kini menggelantung, menggelembung menjadi bulir-bulir kalimat
telah pula kurajut renda pada
gairah yang kau bisikkan setiap tengah malam
tengoklah, kini menghampar, mewujud permadani
menerbangkanku, menjelajah belahan pulau-pulau impian
aku pun telah melepaskannya: buhul itu!
pada ayunanku
yang terbuat dari kain panjang diantara dua batang pohon kersenmu
“bukankah aku tampak bukan bayi lagi?”
wahai kau, anak gunung!
biar
tak ingin kutepati janjiku untuk segera
membaringkanmu dalam peti kenangan sebab
kau tetap malam
kau tetap desir
lebih dari itu, namamu masih tercatat dalam
lembar-lembar surat dakwaanku!
Langit Lembang, Juni 2010
dari tangkai-tangkai harapanmu
di ladang, telah kutabur pupuk pada
benih kata-kata yang kau semaikan
kini menggelantung, menggelembung menjadi bulir-bulir kalimat
telah pula kurajut renda pada
gairah yang kau bisikkan setiap tengah malam
tengoklah, kini menghampar, mewujud permadani
menerbangkanku, menjelajah belahan pulau-pulau impian
aku pun telah melepaskannya: buhul itu!
pada ayunanku
yang terbuat dari kain panjang diantara dua batang pohon kersenmu
“bukankah aku tampak bukan bayi lagi?”
wahai kau, anak gunung!
biar
tak ingin kutepati janjiku untuk segera
membaringkanmu dalam peti kenangan sebab
kau tetap malam
kau tetap desir
lebih dari itu, namamu masih tercatat dalam
lembar-lembar surat dakwaanku!
Langit Lembang, Juni 2010