sajak, sastra, puisi, poetry, poem, writing, menulis, cerpen, novel, diksi,
 



Tersebut sebuah kisah ada seorang pemuda tampan. Pemuda itu hendak menyeberangi sungai, saat ia mau menyeberang itu ia melihat ke sungai dan tampaklah wajahnya. Sejenak ia mengangumi wajahnya sendiri di sungai itu dan lama kelamaan ia “jatuh cinta” dengan bayangan wajahnya sendiri. Pemuda yang kemudian diketahui bernama Narsisius itu sejak itu selalu mengagumi wajahnya sendiri. Dari situlah kemudian muncul istilah Narsis, yakni seseorang yang menyanangi atau cinta pada dirinya sendiri.
Narsis atau narsisme tidak hanya dikenal di rana psikologi, tetapi juga di kenal di dunia kesenian., termasuk diantaranya dalam dunia kepenulisan . Narsisme gejala seseorang yang kagum dengan karanganya sendiri. Kekaguman terhadap karangan sendiri itu pada gilirannya akan melupakan hasratnya untuk belajar dan menggali ilmu dari orang lain. Selalu menganggap karyanya paling baik dan menonjol dari yang lain. Sikap ini juga menimbulkan sikap berpuas diri, sehingga menutup peluangnya untuk belajar kembali dari karya orang lain.
Seorang penulis atau calon penulis yang ingin maju, hendaknya memang menghindari sikap narsisme tersebut. Saya yakin, sahabat saya di BMK tidak memiliki gejala ini. Selamat menulis dan tetap semangat !.



    Author

    Write something about yourself. No need to be fancy, just an overview.

    Archives

    October 2011

    Categories

    All


sajak, sastra, puisi, poetry, poem, writing, menulis, cerpen, novel, diksi,