oleh Nani S. Karyono pada 08 November 2009 jam 19:00
sebentar lagi kelam membungkus senja
lampion-lampion mulai dinyalakan
gemintang berkedip-kedip: memunggu isyarat
di cangkirmu teh bersisa separuh
dingin, tak kau toleh
sejak senja mulai bersolek
“aku harus meninggalkan Kyoto” ucapmu,
seraya meremas jemariku, yang ujungnya berasa membeku
hening
mengantar kanzashi berayun, tatkala ku mengangguk
merangkul dua huruf amat paling ku benci:
ya
setelah itu suaramu terdengar menyayat
menikam
mengoyak hasrat
perlahan menggeretakkan pingganku
krim di dalamnya mulai menetes
menggenang pada hamparan kisah
kutahu
dawai shamisen akan bergetar merendah
dn lampu kamarku pun padam!
(2009)
(Memoirs of Geisha # 2)
Shamisen = alat musik semacam gitar
Kanzashi = ornament rambut
sebentar lagi kelam membungkus senja
lampion-lampion mulai dinyalakan
gemintang berkedip-kedip: memunggu isyarat
di cangkirmu teh bersisa separuh
dingin, tak kau toleh
sejak senja mulai bersolek
“aku harus meninggalkan Kyoto” ucapmu,
seraya meremas jemariku, yang ujungnya berasa membeku
hening
mengantar kanzashi berayun, tatkala ku mengangguk
merangkul dua huruf amat paling ku benci:
ya
setelah itu suaramu terdengar menyayat
menikam
mengoyak hasrat
perlahan menggeretakkan pingganku
krim di dalamnya mulai menetes
menggenang pada hamparan kisah
kutahu
dawai shamisen akan bergetar merendah
dn lampu kamarku pun padam!
(2009)
(Memoirs of Geisha # 2)
Shamisen = alat musik semacam gitar
Kanzashi = ornament rambut