dari kegelapan yang menjelang sempurna
maka sia-sialah aku bila tak sempat
mengeja kata-kata yang sering kau lantunkan
di dinding kayu rumah kita
dari sanalah engkau menuliskan bait-bait, kehidupan,
keabadian semesta; sementara sang waktu
memberkatimu dengan mahkota perak
di kepala
dari kegelapan yang menjelang sempurna
ibu, ajari daku kembali mengeja kebesaran cinta
agar aku kenali ke mana air bermuara
dan ke mana angin mengembus putik bunga
Iwan Ardhie Priyana
maka sia-sialah aku bila tak sempat
mengeja kata-kata yang sering kau lantunkan
di dinding kayu rumah kita
dari sanalah engkau menuliskan bait-bait, kehidupan,
keabadian semesta; sementara sang waktu
memberkatimu dengan mahkota perak
di kepala
dari kegelapan yang menjelang sempurna
ibu, ajari daku kembali mengeja kebesaran cinta
agar aku kenali ke mana air bermuara
dan ke mana angin mengembus putik bunga
Iwan Ardhie Priyana