senyum ramah begitu saja mudah ditawarkan
sapa sopan mengoyak lamunan, silakan kopinya tuan
badan membungkuk tangan mencakung
setumpuk koran kabar kosong sigap ditawarkan
ini dunia lain
dari hiruk pikuk ramai debu jalanan
nafas tersengal cucuran keringat darah
mencangkul nasib sawah tak bertanah
pinggiran hutan belantara tak berdaun
pekat hitam udara berselimut halimun
ini kampung utopia
dari sebuah kerajaan dinegeri dongeng
raja, menteri, hamba sahaya berwajah sama
punggung berat keranjang seribu topeng.
lalu apa ?
tak ada...
harapan sudah lama pergi lewat kapal terakhir
bahkan mimpi mimpi hanyalah minuman tersaji di cangkir
nikmati saja
artifisial sajian tegur sapa
hangat kopi
sejuk pagi