sajak, sastra, puisi, poetry, poem, writing, menulis, cerpen, novel, diksi,
 

Sejak kapan tak lagi kunikmati aroma cinta
setelah sepenggal dusta terpaksa kutelan dengan nafas tercekik
nafas cinta yang kau renggut sebagian dan sempat membuatku limbung
untuk kau berikan padanya, yang kau sebut peri kecil berbulu beludru

lalu jantungku pengap
mengurai tangis semerah darah
yang getarnya tak jua memanggil hatimu kembali
sebab teduh senyum yang terpeta di bibirnya
membutakanmu untuk tahu, bahwa cintaku bukan cinta biasa

sejak kapan, seluruh persendianku mati rasa
bahkan untuk melukis gurat-gurat cinta terpenggalmu untukku
bahkan untuk menulis bahwa mata elangmu pernah memenjarakan seluruh rasaku
bahkan untuk mengatakan selamanya engkau takkan terganti

lalu ketika kau menemuiku dengan paras pucat
dengan aroma dekil dan mata yang lusuh
segenggam cerita pedih tentang cintamu yang terkoyak oleh senyum peri berbulu beludru itu
mestikah aku tertawa dan membiarkan lautan duka itu menenggelamkanmu?
mestikah aku bersorak melihatmu meringis patah dalam diam kesakitanmu?
dan kembali pertahananku luruh, ketika kubiarkan kau menangis dalam rangkumku
aku memang tak pernah tiada untukmu, matahari, keluhku letih
walau saat tangismu mereda, senyummu sempat terkembang, dan bibirmu bergumam
" terima kasih untuk segala perasaan tulusmu puspa, untuk sekian lama rasa setiamu untukku, tapi jangan berharap lebih, sebab petualanganku belum ingin berakhir hingga saat ini "

sajak, sastra, puisi, poetry, poem, writing, menulis, cerpen, novel, diksi,