sajak, sastra, puisi, poetry, poem, writing, menulis, cerpen, novel, diksi,
 
Kemarau beranjak perlahan...
Seakan debu yang membubuhi sekujur tubuh tanpa makna
Rinai gerimis mengusik...
Bulirnya menari dan menyapa terasa begitu dingin
Halimun pekat beranjak seolah memutus cahaya memayungi jiwa

Dalam gamang..
Kucari lantunan kidung-kidung doa tuk menyibak kesunyian dan membakar kegundahan
Berharap...
Tali-tali gaibnya menghantarkanku pada hangatnya senyumanMU



Diah L Wardani
 
 
Aku tahu rindumu adalah kilatan cahaya
Dalam sinar rembulan yang mengintip remang dalam kelam
Segurat senyum lambaian kasih yang tiada gentar kala jelang malam

Dalam temaram kulihat guratan hatimu untuk katakan sebuah makna
Pijarmu pancarkan harapan-harapan suci
Untuk dunia yang letih dan penuh kepalsuan

Aku pelita dan pijarku benderang dalam dunia


Diah L Wardani
 
 Ketika malam menyelimuti

Ketika hati gundah gulana

Mungkin bulanpun tak pernah tahu apa yang kini kurasa atau apa yang kini aku pikirkan

Andai engkau tahu rasaku malam ini...

Sejuta rindu lama kupendam

Namun aku tak tahu hatimu padaku

Ingin kukhabarkan rasaku pada bintang malam...

Bahwa aku cemburu pada rembulan yang selalu menatapmu




Medio, 4 Oktober 2011

Oleh : Diah L Wardani

 
Maafkan aku..

Ternyata aku salah mengeja dalam menyusun sebuah makna

Hingga kupunguti serpihan kata

Disini..

Kumulai agar aku tahu karena aku pernah bermimpi

Dan kugoreskan dalam kanvas angan setinggi bintang

Agar aku dapatkan gemintangnya

Ternyata aku salah..

Namun aku bukan durjana penebar mimpi dan pesona

Karena aku bukan kesia-siaan

Aku hanya berharap dapat mengulang menyulam asa

Dan menyatukan dalam sebuah mimpi

 
 
Suamiku...
Lihatlah sudah berapa panjang jalan yang kita tempuh
Sudah berapa banyak duri yang kita rasakan
Bentangan samudera kehidupan tak pernah surutkan langkah kita, walau terkadang badai menerjang 

Suamiku...
Jalinan kita bermula dari rasa atas nama sayang
Pertautan kita berasal dari angan
Cahaya bulan dan bintangpun ikut merasakan
Betapa aku sangat menyayangimu
Kasihmu cukup bagiku untuk kita bersama menghadapi terpaan ombak dan badai dalam kehidupan 

Suamiku...
Aku bukanlah kesempurnaan
Maafkan aku bila tak mampu pahami
Maafkan aku bila tak mampu menerima kerasnya hatimu
Dan maafkan aku bila tak bisa menjadi seperti harapanmu
Yang kudapat hanyalah mencoba memahamimu sepenuh hati
Menyayangimu tanpa harap
Dan aku ingin menjadi lautan penyejuk hatimu 

Harapku...
Kita selalu bersama hingga akhir hayat...
Itu pintaku padaNYA
Semoga hari-hari kita lalui dalam keberkahan


 
 
Ku dapati hari tiada bermentari
Senja telah jauh meninggalkan pagi
Seharusnya aku telah menjadi malam
Yang mampu berikan suasana tentram 

Biarlah malam kujadikan pagi
Lalu kuberi senyum terindah kala kubuka mata
Beri kuasa kasih tak terbeli
Tentram hati kunikmati hari... 

Terlalu banyak salah dan dosa tersingkap
Karena aku terlalu takut untuk terlelap
Bilakah umurku hanya sekejap
Layakkah khilaf didasar niat
Buaian belenggu nafsu tak mampu kulepas 
 
Cukupkan ibadahku ya Rabb...
Tuk gapai surga dengan segala ridho dan rakhmatMU
Pintaku hanya bahagia yang ingin kudekap
Padamu ya Rabb yang tak pernah silap
Betapa besar kasih dan sayangMU
Kala dalam sesatku kau ketuk pintu hatiku

 
oleh Diah L Wardani pada 10 Agustus 2011 jam 21:08

Bila ajal itu datang
Tubuh terbaring tanpa daya
Berpisah ruh dari jasad
Sakit tiada terhingga
Bila ajal itu datang
Apa yang hendak kubawa?
Amalanku biasa..
Sering pula perintaMU terlupa
Terlalu banyak dosa
Dalam sadar ataupun tidak
Bila ajal itu datang



sajak, sastra, puisi, poetry, poem, writing, menulis, cerpen, novel, diksi,