oleh Lili Dewita pada 17 April 2011 jam 9:30
Ketika mata tak mampu membaca aksara, ketika telinga tak sanggup mendengar gema, dan
ketika lidah tak bisa bedakan rasa, cinta telah menganugrahiku bahasa dan air mata.
Angin takkan pernah tahu, bagaimana rumput bisa bergoyang. Matahari takkan pernah mengerti mengapa bumi bisa terang, bulan tak pernah paham jika dia telah menghangatkan malam. Tapi aku tahu...semua karenaMu...
Kupahami segala derita, kumaknai semua bahagia, kuartikan segala rasa, karna kutahu semua atas kehendakMu
Pintaku padaMu, bisikkan tegur dalam khilafku, suarakan bentak dalam salahku, beri ampun dari dosaku, dan jangan pernah tinggalkan aku....Amiiiin...
Ketika mata tak mampu membaca aksara, ketika telinga tak sanggup mendengar gema, dan
ketika lidah tak bisa bedakan rasa, cinta telah menganugrahiku bahasa dan air mata.
Angin takkan pernah tahu, bagaimana rumput bisa bergoyang. Matahari takkan pernah mengerti mengapa bumi bisa terang, bulan tak pernah paham jika dia telah menghangatkan malam. Tapi aku tahu...semua karenaMu...
Kupahami segala derita, kumaknai semua bahagia, kuartikan segala rasa, karna kutahu semua atas kehendakMu
Pintaku padaMu, bisikkan tegur dalam khilafku, suarakan bentak dalam salahku, beri ampun dari dosaku, dan jangan pernah tinggalkan aku....Amiiiin...
RSS Feed