NEGERI API MENARI, 1
gabak sepanjang musim, mendung merundung murung. tak kunjung usai masa berkabung, serangkai kunci dalam telapak tangan, entah gembok petaka entah pintu bencana. negeri api menari terjerat tuba, bala beranakpinak dari hulu ke muara. kata adalah pusaka, nenek moyangku mengirim gumam. kata adalah pusaka, aku menggeram demam. anak negeriku menggenggam diam dalam dalam, aku mengidam paham.
260911
padang menyelam malam, ombak dan rindu jadi rimba,
pantai dan mimpi membelantara. dendang memanjang
sipongang lengang, langit isak menyekam nadi. kiyo masih
bersimpuh selepas senja, kaoru masih mengeja alifbata. musim
ini segera berpulang, gigil bibirmu masih menggumamkan
kunang-kunang. senyap membiak, dinihari mendesaksesak,
aku masih menjejak.
230911
menjejak jarak siang dan malam, aku meruang kala yang tak
pernah tak memukau, tulismu. angin manapun mengiris muka
danau, gelombang apapun menyisir pesisir pulau, cakrawala
jingga violet menjelma tembaga, membenam matahari dan mematri
tangisnya menggaris langit risau. sebagaimana nyeri dan sunyi
berbagi, kau dan aku mewaktu senja sempurna.
220911
anakku anakmu di ruang tengah, memperdebatkan petak umpet
atau janken. biarkan mereka memilih gerimisnya. secangkir kopi
mendingin di beranda dan serangkai melati mengering di alas
tidur. bulan basah, langit menderas, angin berdebu musim
gugurmu tak sampai. masih ada malam, karena masih ada
pagi. biarkan nyeri menari, biarkan mimpi menduri.
210911
janji membenih, menjanin dari negeri warna warni, sejumlah tali dan
rantai malam putih. ikrar menyemai ritus sunyi, penanda
langkahku membekas halaman meiji. lalu kaki-kaki kecil kaoru
menari melintas kauman - tamansari. ruang dinihari menjelang,
kelam menggenang. rindumu menikam jejak, anakku anakmu
menyulam isak.
160911
janji merancah pembuluh nadi, angin mengoyak sunyi. jemari
langit menyemai dinihari, malam terburu menuai waktu. anak-
anak berkaca pada nyala matamu, kiyo memasang obi kaoru.
selasar mimpi memanjang, purnama surut dan bintang
menghilang. pada rindu hujan berlabuh, rawan kenangan
membasah subuh.
150911
tidak seperti ini akhir dinihari yang kita rencanakan, bisikmu.
embun satudua pada daunan di halaman, diam menyerap sisa
bau malam. anakku anakmu memetik melati, musim memutih di
rambutmu. getir kelam menyayup samar, langit pagi mengancam
sunyi.
140911
lengang siang mengirim sunyimu, isak tersembunyi yang
menetap dalam langkah kaoru. musim akan sampai pada nyeri
yang biasa, aku dan kau menelanjangi langit malam, menjumlah
debar bintang berpendar. rindu terkuras, luka tanpa batas.
angin menyusun nyanyi, tiupan saluang murung yang mengurung
waktu.
130911
tidak sebatas dendang yang merembang petang, jejak kaki
mimpi terpeta pada daun gugur di halaman. janji membatang
hutang, ilusi menggudang kenang. biar musim lain beredar, biar
rindu dan tabu mengabu. kekasih menagih perih, pedih kau dan
aku masih lebih. senja melangit letih. malam masih.
100911
ibarat andai dan kalau yang memenuhi jari janji, cuaca tak
menentu ini telah melangitkan awan dan hujan tak sepadan. angin
menggiring sunyi, membusur badai yang membumi
menghanguskan mimpi. di tugu atau di shinjuku, rindu
meniadakan kau dan aku, dinihari meruas waktu.
100911