sajak, sastra, puisi, poetry, poem, writing, menulis, cerpen, novel, diksi,
 
Ku berlindung di balik payung
Dalam derasnya hujan sore tadi
ku rebahkan kepalaku 
Dalam bidang dada mu

Kau dekap aku, kau belai rambutku
Dan kau bisikan kata
kita akan selalu bersama
Selamanya.


Ummu Hanifah
November 2011

 
Duhai matahari, kemana sinarmu siang ini?
Apa kau malu menampakkan wajahmu?
Atau kau enggan menyapa ku?

Matahariku, tahukah engkau, 
aku merindumu.


Ummu Hanifah
 
Anakku
Tanpa kita sadari, perjalanan waktu begitu cepat.
Dulu,tatkala umurmu baru satu hari, mama mengambilmu dari seorang ibu yang ditinggal mati suaminya, mama dan papa begitu menyayanimu, juga kakak-kakakmu.kita semua memanjakanmu.

Anakku,
kini, kau telah beranjak dewasa, menjadi seorang pemuda yang gagah dan tampan, yang mulai belajar arti kehidupan, dan tengah menjalani jaman yang penuh panca roba, penuh dugaan dan cobaan yang sering mengganggu iman dan hatimu, perasaan dan nafsumu, kewibawaan dan tugas-tugas di sekolahmu, dilingkunganmu. Ketika itulah kau ingin merasakan semua keadaan dan kenikmatan. Tentu kau ingin menjadi manusia yang dipuja dan disanjung banyak orang, kau ingin di sayangi dan menyayangi. kami mengerti semua itu.

Anakku,
Kami semua menyangimu, mencintaimu, tapi mama harus katakan kepadamu, bahwa ada seorang ibu yang berharap, sangat berharap, kau mengakui seorang ibu yang telah melahirkanmu, yang ingin memelukmu, mendekapmu, meski dengan berat hati kami meluluskan kemauan itu.
Mama tahu, anakku, betapa kau sedih menerima kenyataan saat itu. Tapi mama sadar, sebagai seorang ibu, tentu ingin bertemu buah hatinya, meski saat itu kau sempat menolaknya, tak mau mengakuinya.

Dan ingatlah, tatkala Rosullulloh mengangkat zaid dan memberi nama Zaid Bin Muhammad, lalu turun ayat, Allah melarang memakai kan namanya , sehingga Rosul mengembalikan nama Zaid, menjadi Zaid bin Haritsah? bukankah kau pun membaca sejarah itu?

Anakku
Kita semua harus sabar dalam menjalankan perintah Allah, meski berat rasanya, percayalah, kita tak akan berpisah. kita tetap bersama ,tinggal dalam satu atap.
Mama tahu hatimu sedih menerima kenyataan itu. Allah tak pernah memberatkan hambanya, apalagi mendzaliminya.

Insya Allah,ketegaran yang kau lakukan , niscaya di lihat Allah dan Allah akan memberi karunia padamu, dengan ganjaran pahala yang besar.
Semoga Allah memberimu kekuatan lahir dan bathin. Amiiien...!

Ummu Hanifah

24 Oktober 2011

 
Alhamdulillahirobbilaalamiiien..

Bari lumantung dina waktu sariak layung
Kadenge tongeret bangun ngengkreng
dina tangkal kanyere

Rupa-rupa manuk leutik recet pating arajleng
tina regang ka regang
keur neangan tempat ngampih
atawa keur mileuleuyankeun giwangkara
nu rek ngareureuhkeun maneh

Tah harita kuring inget
kanu ngusik malikkeun sakumna mahluk dialam dunya
dibarengan ku puji kedaling ati

ALHAMDULILLAHIROBBILALLAMIIENN.....

Ummu Hanifah
15 Oktober 2011
 
Alangkah sepinya malam
disaat mata akan terpejam
Kau tak ada disisiku
karena asyik dengan facebook kan.

Malam ini terasa panjang
Hatiku gelisah tak menemukan ketenangan
Jari jemariku terasa dingin dan kaku 
aku rindu cumbu rayu mu


Ummu Hanifah
 
Jarum jam terasa begitu lama berputar
Detik-detik berjalan terasa begitu berat
Matahari, mengapa lambat berputar?
Mengapa hari terasa sangat panjang?

Wajah lembutmu membayang
menyertai gerimis yang turun perlahan 
Dalam daun-daun yang basah, 
diriku resah

Gerimis tipis turun perlahan
Kenapa hatiku tak mau diajak tenang?
Ingin rasanya aku terbang
menggapai angan mencapai awan

Matahariku
apa kau tahu, aku menunggumu?



Ummu Hanifah

8 Oktober 2011
 
Wahai yang ku damba
apa kau melihat tubuh ku yang mulai kurus
hingga terlihat tulang didalamnya
dan hati yang selalu berdebar, kencang

Dalam hati itu, seolah ada luka, bernanah
akibat menahan cinta, 
sedang kedua mataku, terus saja menangis
lantaran rindu, Padamu

Ah.......!

aku tak mau gila karena mencintai mu.




Ummu Hanifah

7 Oktober 2011

 
Wahai angin senja,

Tidakkah kau lihat diriku merana karena rindu padanya

Berikanlah padaku tiupan angin yang merata

Berilah desah angin kepadanya

dan katakan semuanya

Tahukah dia apa yang tersembunyi dalam hatiku?


Ummu Hanifah
6 Oktober 2011


 
apa kau lihat, anakmu lapar,akan kasih sayangmu?
Apa kau lihat mereka kehausan,menunggu belaian kasih mu?
Tidakkah kau dengar,ia merindukan perhatian dan usapan yang tulus darimu?
Mengapa kau tega meninggalkan anakmu?

Berhentilah melangkah!
Tengoklah wajahnya yang kuyuh!
Mereka tetap anakmu!
Darah dagingmu!

Apakah karena perceraian kau abaikan hak anakmu?
bukankah perceraian bukan karena kesalahannya?

Kemana kau akan pergi tinggalkan mereka?

Ummu Hanifah
4 oktober 2011

 
Tuhan, 

aku percaya Engkau ada, 

jadi berpalinglah sejenak padaku!

Aku rindu.



Ummu Hanifah

sajak, sastra, puisi, poetry, poem, writing, menulis, cerpen, novel, diksi,